Manusia dan Harapan (Cita-cita, Doa, Kepercayaan, Kebenaran)
Harapan, adalah bentuk dasar dari kepercayaan pada sesuatu yang diinginkan untuk mendapatkannya. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, tetapi diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada umumnya banyak orang yang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan Harapan dan Cita-cita
Harapan tidak dapat dipisahkan dari Cita-cita, karena dua hal tersebut memiliki persamaan yang saling terkait. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian yang tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang.
Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Sesuai dengan kodratnya harapan atau kebutuhan manusia, yaitu : Kelangsungan hidup, Keamanan, Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai, Diakui lingkungan, Perwujudan cita-cita. Adapun beberapa contoh bentuk sebuah harapan, yaitu:
- Seorang siswa yang ingin mengikuti ujian nasional berharap akan mendapatkan nilai Ujian dengan nilai yang baik
- Seorang pengusaha yang berharap memenangkan tander bagi perusahaannya
- Seorang ibu yang berharap anaknya menjadi anak yang sukses dan berguna bagi lingkungan dan bangsanya
- Seorang mahasiswa yang berharap mendapatkan nilai IPK yang tinggi.
Sebab Manusia mempunyai Harapan
Sebab manusia mempunyai harapan, yaitu pada dasarnya setiap manusia tidak akan puas dengan apa yang dimilikinya sekarang, maka karena itu setiap manusia selalu berharap dan berdoa agar keinginanannya untuk memiliki sesuatu yang lebih menjadi nyata dalam hidupnya.
Pengertian Doa
Doa adalah suatu permohonan atau permintaan dan ucapan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai penguasa alam semesta. Adapun contoh macam-macam doa, yaitu:
- Doa meminta agar diberikan ampunan,
- Doa meminta agar diberikan pertolongan dari hal-hal yang ditakutkan,
- Doa meminta agar diberikan keselamatan hidup,
- Doa ucapan rasa bersyukur,
- Doa meminta agar diberikan rizki yang halal dan ketetapan iman dan Islam, dan lain sebagainya.
Kepercayaan
Keyakinan dan Kepercayaan, adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran
Teori Kebenaran
Terdapat 2 teori kebenaran, yaitu:
- Teori kebenaran koherensi, Kebenaran ditemukan dalam relasi antara proposisi baru dengan proposisi yang sudah ada. Suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu meneguhkan dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar (Keraf dan Dua M, 2001: 88).
- Teori kebenaran pragmatis, Teori pragmatis dicetuskan oleh filsuf pragmatis dari Amerika Serikat Charles S. Peirce (1839-1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun 1878 yang berjudul “How to Make our Ideals Clear”. Bagi kaum pragmatis kebenaran adalah sama artinya dengan kegunaan. Ide, konsep, pengetahuan, atau hipotesis yang benar adalah ide yang berguna. Ide yang benar adalah ide yang paling mampu memungkinkan seseorang (berdasarkan ide itu) melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Berhasil dan berguna adalah kriteria utama untuk menentukan apakah suatu ide itu benar atau tidak.
Kepercayaan dan Usaha untuk Meningkatkannya
Berikut beberapa kepercayaan dan usaha untuk meningkatkannya, yaitu:
- Kepercayaan pada diri sendiriKepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa Percaya.
- Kepercayaan kepada orang lain, Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya ternadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya. Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
- Kepercayaan kepada pemerintah, Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof. Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati. Karena semua adalah ciptaan Tuhan. Satu-satunya realitas adalah negara). Manusia sebagai seorang (individu) tak berarti.
- Kepercayaan kepada Tuhan, Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Bagaimana Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan.
Usaha Manusia untuk Meningkatkan Rasa Percaya Pada Tuhan
Berikut beberapa usaha untuk meningkatkan rasa percaya pada Tuhan, yaitu:
- Meningkatkan ketaqwaan dengan beribadah kepada Tuhan
- Meningkatkan pengabdian pada masyarakat
- Meningkatkan rasa cinta kita pada sesama dengan saling menolong dan menjadi orang yang dermawan
- Mengurangi nafsu untuk mengumpulkan harta yang berlebih
- Menekan rasa negatif, iri, dengki, benci, dll.